Bisnis kuliner bisa dikatakan sebagai bisnis yang tidak akan ada matinya. Sangat mudah bagi kita untuk menemukan berbagai jenis tempat yang merintis usaha kuliner mulai dari rumah makan, restoran, cafe, rumah roti, dan lain sebagainya. Namun, pada masa pandemi yang sedang melanda, banyak pelaku bisnis kuliner mencari cara agar tetap mampu bertahan di bidang yang digeluti. Sayangnya, banyak usaha kuliner yang akhirnya terpaksa “gulung tikar” akibat tak mampu menanggung biaya operasional yang diperlukan.

Baru-baru ini ada sebuah inovasi bisnis yang sedang hangat dimulai oleh para pelaku bisnis kuliner meski sedang berada pada masa pandemi. CloudKitchen adalah nama bisnis tersebut. CloudKitchen sejatinya merupakan sebuah bisnis kuliner yang menyediakan suatu dapur yang dapat dipakai secara bersama oleh beberapa restoran. Kebanyakan restoran yang memakai bisnis CloudKitchen adalah restoran yang mempunyai sistem online dalam melakukan delivery makanan kepada pelanggan. CloudKitchen bukanlah sebuah tempat yang mempunyai area makan ala restoran ataupun bisnis rumah makan. Cloudkitchen mempunyai tujuan hanya untuk membantu beberapa restoran dalam jasa pengiriman makanan.

Sebenarnya, Cloudkitchen sendiri bukanlah merupakan suatu hal yang baru di Indonesia. Tepatnya di tahun 2019, bisnis ini sudah menjadi tren tersendiri dalam membantu urusan pengiriman makanan bagi pelanggan. GrabKitchen dan GoKitchen adalah dua bisnis cloudkitchen yang dimiliki oleh Grab dan GoJek. Ternyata bisnis cloudkitchen tak hanya dimiliki oleh dua perusahaan tersebut karena ada juga beberapa publik figur yang mulai merintis usaha ini, seperti selebgram Karin Novilda dengan Awkenyang, keluarga artis Anang Hermansyah dengan Dapur Asix, dan putra presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Gibran Rakabuming dengan Mangkok Ku.

Adapun keuntungan yang didapat oleh pelaku bisnis kuliner yang menerapkan konsep ini adalah dapat memangkas biaya operasional yang biasanya diperlukan dalam bisnis kuliner, seperti sewa tempat, listrik, gaji karyawan, dan lain-lain. Pemilik usaha ini hanya perlu menjaga kualitas makanan yang akan dikirimkan kepada konsumen. Sedangkan bagi konsumen, konsumen tidak perlu lagi berkunjung ke restoran untuk membeli makanan karena mereka dapat memesannya melalui aplikasi yang menyediakan jasa Cloudkitchen.

Namun, sama seperti bidang bisnis yang lainnya, Cloudkitchen juga mempunyai resiko tersendiri. Pemilik restoran harus mampu mengalokasikan modal terhadap sisi marketing dan juga metode pembayaran yang kira-kira akan digunakan untuk menjual produk makanan mereka kepada pengusaha Cloudkitchen agar dapat berbeda dibanding restoran lainnya.. Selain itu, kualitas makanan yang buruk karena kegagalan staf dalam Cloudkitchen dapat berpotensi merugikan restoran yang menggunakan bisnis ini sehingga mereka mempunyai potensi mendapat review yang tidak memuaskan dari pelanggan hanya karena menggunakan jasa tersebut. Resiko selanjutnya adalah resep masakan dari setiap restoran bisa saja terbongkar mengingat Cloudkitchen juga digunakan beberapa restoran lainnya dalam pemasaran makanan mereka.

Adanya resiko-resiko tersebut secara otomatis berubah menjadi tantangan untuk memulai brand Cloudkitchen bagi pengusaha kuliner Mulai dari pemilihan staf memasak yang tepat agar mampu menjaga kualitas makanan, metode strategi yang tepat untuk dilakukan dalam menawarkan produk makanan dari berbagai restoran yang berbeda, mampu mendapatkan trust dari restoran dalam hal resep masakan yang dipakai, hingga pemilihan aplikasi yang tepat agar produk makanan yang ditawarkan tidak tercampur dengan restoran-restoran lainnya.

Jadi sudah siapkah anda untuk berinisiatif memulai usaha kuliner anda sendiri? Atau mungkin adalah salah seorang yang bingung untuk memulai perjalanan bisnis kuliner anda? Maka Cloudkitchen hadir sebagai solusi alternatif yang dapat anda coba untuk belajar mengembangkan usaha kuliner anda, terutama di masa pandemi seperti ini dimana banyak konsumen yang stay di rumah saja dan memesan makanan mereka secara online