Dunia politik saat ini juga sangat masif dalam menggunakan strategi brand agar dapat menjaring suara voter dan memenangkan kandidat di daerahnya. Banyak politikus yang juga menggunakan jasa konsultan brand agar mampu tampil stand out dibanding pesaingnya.

Donald Trump, merupakan presiden ke – 45 Amerika Serikat juga memenangkan Pemilihan Umum dengan sangat mengejutkan banyak pihak. Nah, apa rahasia di balik kesuksesan Trump? Mari kita gali dari sisi branding.


Politic and Branding

Pertama, perlu diketahui bahwa politisi merupakan produk dari Personal Brand, dimana ketika kampanye dimulai, maka proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap sosok yang menjadi kandidat memiliki kesamaan ketika kita membangun suatu bisnis. Beberapa poin penting dalam membangun personal brand antara lain:

A. Logo

Ketika kampanye dimulai, akan selalu ada logo untuk memudahkan masyarakat mengenali dan melihat para kandidat calon, seperti logo Hillary, logo Trump pada Pilpres 2016, logo Obama pada pemilu sebelumnya.

B. Slogan/Tagline/Pesan Komunikasi

Pesan menjadi sangat penting sebagai salah satu Unique Selling Point yang dimiliki oleh kandidat untuk menyampaikan sudut pandang dan paradigma yang dimilikinya.

C. Image, Voice, and Reputation

Dalam Personal Branding, sosok perseorangan menjadi sangat penting, mulai dari cara berbicara, pitch suara, dan gesture tubuh. Hal ini yang banyak diekspos oleh Donald Trump dalam kampanyenya


So, Why did Trump Brand

become so Powerful?

Brand ‘Trump’ secara proses personal branding ternyata dibangun dari berbagai aspek yang membuatnya sangat disukai dan sekaligus dibenci banyak orang:

  1. Niche Focused. Brand Trump sangat fokus terhadap target audience-nya, sedemikian gaya komunikasinya benar-benar tertuju pada segmen tertentu yang menjadi incarannya. Dia tidak berusaha menggaet seluruh pasar, namun fokus terhadap spesifik target, sehingga targetnya merasa Trump benar-benar mewakili diri mereka dan justru bisa menjadi Brand Ambasaddor dari produk tersebut.
  2. Extreme. Trump merupakan Brand yang extreme. Dia mempersonifikasi dirinya sebagai sosok yang lugas, bersuara keras, ceplas-ceplos, dan kerap kali agak sombong. Di setiap tweet-nya, dia kerap menggunakan tanda seru, menonjolkan sikap emosi dalam dirinya. Ia menjadi simbol kebencian dan ketakutan, namun di sisi lain dia menjadi sosok yang berbeda dari kandidat lainnya yang cenderung lebih moderat.
  3. Anti-establishment. Sangat mewakili Amerika yang sudah muak dengan aturan-aturan baku yang sangat bertele-tele, Brand Trump menawarkan hal yang berbeda.
  4. Nostalgic. Sebuah penelitian dari Harvard Business School menyatakan bahwa tagline ‘Make America Great Again’ didesain untuk warga kelas menengah dari ras kulit putih, untuk mengingat bahwa mereka pernah sangat maju dan hebat seperti dulu. Hal ini didasari pada kejatuhan ekonomi Amerika dalam beberapa tahun terakhir yang membuat warga Amerika menjadi sangat pesimis.
  5. Transparent. Trump dikenal sebagai pribadi yang ceplas-ceplos dan sangat terbuka, dia tidak mengeluarkan pernyataan yang ambigu dan mengambang. Memang sangat kontroversial, namun hal tersebut yang mendobrak norma-norma politik dan dirasakan oleh audience lebih jujur dan dapat dipercaya.
  6. Simple. Melalui kampanyenya, Donald Trump bukan sesosok yang sangat mendetail. Dia tidak pernah menjabarkan apa yang akan dilakukan, namun menekankan kepada pesan yang simpel dan mudah diingat yaitu “Make America Great Again”, namun caranya? Tidak terlalu penting bagi dirinya. Hal yang simpel akan mudah diingat, dan oleh karena itu, pesan tersebut dapat menyebar dengan sangat luas.

So, what is the Key Lesson

to our Brand?

Identity and understand your target market. Jangan berupaya menyenangkan semua pihak dan semua orang, namun tetap fokus terhadap satu kunci demografik. Untuk ingin tahu lebih dalam mengenai target market, Anda dapat melihat blog kami dengan judul “Segmentasi, Target Market, Positioning

Specialist is better than generalist. Sebuah Brand haruslah menjadi specialist agar dia dikenal sebagai sosok yang terbaik di dalam bidang tertentu daripada hanya menjadi sosok rata-rata di banyak bidang.

Don’t over-complicate things. Pesan haruslah simple dan to the point. Semakin simpel, pesan akan semakin mudah untuk diingat.

Use emotions to mobilize your audience to become brand evangelists. Brand haruslah mengerti kebutuhan emosi dari penggunanya agar dapat menjawab kebutuhan emosi dari target audience. Berikan konten-konten yang sesuai dengan kebutuhan emosi dari target audience.

Differentiate your brand. Tonjolkan keunikan dari produk dan jasa Anda agar terlepas dari perang harga yang sangat menjatuhkan perusahaan.

Jadi, dalam membangun sebuah Brand, diperlukan sebuah fokus yang khusus bagi perusahaan dalam mengembangkan Brand tersebut, baik secara bisnis, ataupun secara visual yang mampu dikomunikasikan dengan baik kepada target market. Apakah Brand perusahaan Anda sudah fokus? (mrv)­

*Artikel ini dimuat dalam Majalah CONNECT #12 TRUMPNOMIC – jika Anda ingin mendowload FREE MAGAZINE ini, Anda dapat mendowload melalui link di bawah ini !!

http://connecting-leader.com/connect-magazine-12/#trump #politic #brandingpersonalbranding #logo #design #tagline #personal #idenitity