Hello again we are back with new insight. Last time, kita sudah membahas mengenai brand Marvel. Kalau sudah membahas Marvel bawaannya pingin nonton nih apalagi habis ini mau keluar Avenger: Endgame. Terus kalau nonton di bioskop, sudah pasti teringat visual tulisan “cinema” ditambah dengan angka romawi berwarna emas nih. Nah dari sini sadarkah kalian kalau logo cinema xxi sudah berhasil membuat image yang melekat di pikiran pelanggan. Sebelum di-rebranding pada tahun 2004, logo cinema xxi adalah “Cinema 21”. Namun setelah menyadari pergeseran pasar konsumen “Cinema XXI” ingin rebranding untuk merubah image dari “Cinema 21” menjadi lebih berkualitas dan proses ini dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu 10 tahun di seluruh gerai “Cinema XXI”. Dan terbukti bahwa di tahun 2019 ini perubahan visual “21” di Logo menjadi “XXI” berhasil mengubah image lama yang negatif menjadi “Cinema XXI” yang positif dan berkualitas. Inilah salah satu logo yang berhasil untuk merepresentasikan identitas produk mereka.
Namun tidak sedikit juga perusahaan-perusahaan besar yang fail saat melakukan rebranding logo identitas mereka. Brand fast fashion seperti “GAP”, minuman berenergi, seperti “Gatorade”, dan minuman bersoda seperti “Pepsi” pernah melakukan kesalahan dalam mengganti logo mereka. Sebagai salah satu contoh, Brand fast fashion “GAP” yang pada awalnya memiliki logotype yang unik dengan memberi kesan klasik untuk brand mereka. Namun pada suatu saat ketika me-rebranding logo mereka untuk mengikuti perkembangan jaman. Tetapi langkah perubahan ini menjadi titik kesalahan fatal mereka karena hasil desain logo mereka menghilangkan identitas klasik dari logo mereka dan merubahnya menjadi visual supermarket.
Oleh karena itu kali ini kita akan sharing tips-tips buat kalian nih, agar ketika kalian ingin rebranding kalian bisa mencegah kesalahan-kesalahan ini saat pembuatan visual branding logo kalian, Enjoy.
1. Melupakan siapa konsumen kita
Pertama, ketika perusahaan membuat logo biasanya mereka membuatnya berdasarkan preferensi personal sang pemilik , dari pemilihan warna, gambar,dan tulisan yang sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan. Tetapi disaat pembuatan logo inilah mereka melupakan masalah utama pembuatan logo, yaitu sebenarnya untuk siapa sih logo perusahaan dibuat?Siapa target market perusahaan tersebut? Apa yang ingin orang ingat ketika melihat logo perusahaan? image yang elegan atau sesuatu terlihat casual. Semakin kita mengenali tujuan perusahaan dan target market kita maka semakin mudah pula kita menarik perhatian mereka.
2. Terlihat sama dengan pesaing
Yang kedua, Ini juga kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh perusahaan ketika ingin membuat logo perusahaan. Biasanya nih perusahaan-perusahaan akan selalu membandingkan logo mereka dengan logo perusahaan pesaing dan ketika melihat pesaing memiliki logo yang lebih menarik akan muncul pemikiran “mengapa tidak menyamakan konsepnya saja?” Inilah kesalahan kritikal yang umum dipraktekan oleh banyak perusahaan. Bila diartikan sebenarnya tujuan membuat logo adalah untuk menjadi identitas sebuah bisnis yang membuat kita berbeda dari perusahaan pesaing. Bila logo kita terlihat sama dengan pesaing maka kita akan kehilangan pembeli karena mereka tidak bisa membedakan produk kita dengan produk pesaing.
3. Warna dan font tidak penting
Banyak perusahaan yang beranggapan bahwa logo hanyalah masalah desain dan bentuk yang elok , tapi pada dasarnya tidak demikian. Perusahaan masih mementingkan dari faktor gambar yang bisa menjadi identitas brand mereka. Akan tetapi faktanya faktor warna dan tulisan juga merupakan komponen penting dalam pembentukan identitas sebuah logo. Sebagai perumpamaan logo kita ingin menonjolkan kesehatan atau alam tidak mungkin kita memilih warna hitam atau merah seharusnya kita memilih warna hijau karena hijau adalah warna alam, tumbuhan hidup,dan pertumbuhan. Sebagai contoh lain bila perusahaan ingin memberikan impresi kepercayaan dan loyalitas maka pilihlah warna biru (biasanya warna ini banyak terdapat di logo perusahaan bisnis asuransi dan investasi) karena biru merepresentasikan laut dan langit, yang mengkomunikasikan kedamaian, kualitas yang bersih, dan biru juga dilihat sebagai warna yang menenangkan. Konsep ini juga berlaku dalam font penulisan, terdapat berbagai macam fonts, beberapa memberi image yang kuat dan kaku seperti font “Franklin Gothic” ,font yang lain seperti “Souvenir” yang memberi image playful dan casual dan masih banyak type fonts yang memiliki karakteristik yang bisa memperkuat image logo kalian. Karena itu font dalam sebuah logo bukan hanya tulisan yang dapat dibaca tapi juga sebuah identitas perusahaan.
4. Logo yang terlalu complicated atau simple
Logo yang mengatakan terlalu banyak tidak memberi impresi apapun.
Ini kesalahan terakhir ketika business owner ingin membuat logo. Mereka ingin memasukkan berbagai faktor dalam logo mereka, contoh saja nih ketika ingin membuat restoran steak mereka membuat logo yang berisikan gambar sapi, ayam, babi, garpu, pisau, dan hotplate. Hasilnya akan susah untuk dimengerti pembeli , mereka akan bingung apakah ini toko daging atau restoran steak? Disisi lain perusahaan juga terkadang membuat logo yang terlalu simple yang tidak merepresentasikan apapun.
Oke sampai disini dulu pembahasan kita mengenai kenapa sih logo perusahaan kok tidak efektif, stay tune di blog kami for the next insight.
Nah jika ingin tahu lebih dalam atau ada kebutuhan branding bisa hubungi kami disini, dengan senang hati akan kami akan ngobrol dengan kalian pastinya, atau kepo instagram kami disini.
see you next time 🙂